• Semangat Karena Allah

    Dalam menjalani hidup banyak sekali cobaan yang datang menimpa, tapi semuanya harus di jalani dengan ikhlas.. harus Semangat Karena Allah (SEMANGKA)

  • kesaksian "Oey Kiam Tjeng" : agama Islam, jalan terbaik untuk kami

    Percaya Atau tidak.. hanya Islam lah agama yang paling sempurna.. jalan terbaik untuk kembali ke yang maha pencipta.. jalan terbaik untuk di tempuh menuju kebaikan, sayang sangat sedikit yang bersungguh-sungguh mau menempuhnya.. disini terdapat kisah nyata dari seorang keturunan china, yang mendapat hidayah dari agama islam.. saksikan kisah selengkapya di sini..

  • Kaci ”Raihanah” : Aku Bangga Jadi Muslimah!

    kisah dari seorang muallaf perempuan dan perjalanannya menuju jalan islam, mau tau kisah dan perjalanannya yang seru,?? saksikan di artikel ini... Islam adalah Agamaku, dan Aku Bangga dengan Agamaku.. dan aku siap berkorban jiwa dan raga demi islam ku cinta.. :)

  • Cinta dan Kasih Sayang

    Cintaku ku persembahkan kepada Allah.. ku cinta Dia dan ku sayang Dia.. sekarang dan untuk selama-lamanya

Kamis, 27 Oktober 2011

0

Kaci ”Raihanah” : Aku Bangga Jadi Muslimah!


Semasa remaja dia aktif di kelompok musik gereja. Waktu orangtuanya cerai, ajaran Kristen mulai hilang dalam kehidupannya. Ketika masuk bangku perguruan tinggi dia pindah ke Winston Salem, North Carolina, AS untuk kuliah di Wake Forest University.

Di sana dia kenal seorang mahasiswa muslim yang tinggal seasrama dengannya. Islam kemudian menjadi jalan hidupnya. Uniknya, walau belum masuk Islam, dia bahkan telah aktif membantu organisasi Islam di kampus.
Tak hanya itu, dia juga mencoba mengenakan kerudung. Dialah Kaci “Raihanah” Starbuck yang memeluk Islam pada 12 Juli 1997.
 
"Aku bangga jadi muslimah," kata dia satu ketika.
Apa dan bagaimana hingga dia bersyahadah dan akhirnya mengenakan jilbab secara sempurna? Berikut kisahnya.
"Aku dibesarkan dalam keluarga Kristen. Tapi aku tahu tentang Kristen justru setelah dibaptis di sebuah gereja. Saat itu usiaku masih sangat belia sekali. Di sekolah Minggu aku dapat pesan bahwa jika kamu tidak dibaptis, maka kamu tidak bakal masuk neraka," ujar Kaci memulai kisah uniknya.
Kaci mengaku waktu itu rela dibaptis untuk menyenangkan perasaan orang tuanya. "Satu hari, ayah dan ibuku masuk ke kamar dan meminta kesediaanku untuk dibaptis. Dia sangat berharap aku mau melakukannya. Akupun mau dan siap untuk dibaptis di gereja," tukas Kaci.

Sebelum dibaptis dia musti menjawab beberapa pertanyaan. Kala ditanya: "Kenapa kamu mau dibaptis?" Kaci menjawab, "Karena aku cinta Yesus dan aku tahu Yesus juga cinta aku." Begitu pula dengan pertanyaan-pertanyaan lain dijawabnya dengan lugas. Lalu diapun dibaptis dengan disaksikan sejumlah jamaah gereja.
 
Anggota vokal gereja
Masa-masa awal di gereja, begitu juga ketika masih di taman kanak-kanak, Kaci pernah jadi anggota vokal grup dan aktif di kegiatan misa mingguan. Kemudian, beranjak remaja, dia masuk dalam kelompok grup musik 'young girls' yang sering dapat undangan di berbagai kegiatan gereja dan juga aktifitas rohani lainnya di luar gereja.

"Waktu usia remaja aku sering dapat undangan seperti mengisi acara musik di perkemahan dan kegiatan rekreasi lainnya. Di dalam grup musik, aku dikenal saat itu sebagai yang "dituakan" dan dijuluki "gadis pemain piano."

"Beberapa tahun kemudian, kedua orangtuaku bercerai. Satu hal yang tak pernah kubayangkan dalam hidup ini akhirnya terjadi padaku. Kejadian ini sampai membuat agama Kristen tak lagi menarik bagiku. Waktu masih bocah, aku melihat keluarga seakan sempurna, tak ada cela. Ayahku adalah salah satu pengurus gereja. Orangnya sangat respek hingga semua jamaah kenal dia. Tapi beranjak remaja begini kejadiannya," ungkap Kaci kecewa.

"Tahun-tahun berikutnya kulalui tanpa ayah. Aku, abang, dan seorang adikku pindah ke rumah ibu. Saat itu, ibu tak begitu aktif lagi ke gereja. Begitu pula dengan kedua saudaraku, mereka menganggap gereja tak penting lagi. Selama pindah ke rumah ibu, aku juga pindah ke sekolah baru dan ketemu banyak teman baru. Dan disana pula aku memulai kehidupan baru dalam hal agama. Aku jumpa dengan satu grup musik gereja di sana," kata dia.

"Mereka bercerita tentang keyakinan yang ada di gereja mereka. Jemaah di gereja ini mengamalkan kitab Perjanjian Baru. Mereka tak pakai alat musik saat nyanyi di gereja. Hanya grup paduan suara. Gereja ini juga tak menggaji pendeta. Tapi orang tertua dalam jemaah yang meminpin setiap acara hari Minggu. Jemaah perempuan tidak boleh ceramah di gereja ini. Begitu pula dengan acara Natal, Paskah dan hari-hari libur lainnya, tak pernah dirayakan. Bagiku ini termasuk hal baru. Hingga aku mengira, apa dulu aku berada di jalan yang salah? Haruskah aku dibaptis lagi?," imbuh Kaci panjang lebar.
 
Kenal Islam
Terhadap semua hal baru itu, Kaci curhat pada ibunya. Dia mengaku sekarang bingung dengan kontradiksi dalam ajaran Kristen. Tahun berikutnya, Kaci pun mulai kuliah di perguruan tinggi dan dia pun pindah ke kota Winston Salem, masih di North Carolina, AS.
"Satu hari aku ketemu dengan seorang pemuda muslim yang juga tinggal se-asrama dengan aku. Dia cukup ramah dan kami sering terlibat tukar pikiran masalah keyakinan hidup," kata Kaci yang kuliah di Wake Forest University.

"Satu sore, kami habiskan waktu hingga berjam-jam untuk berdiskusi tentang filosopi dan keyakinan hidup Islam. Alhasil, muncul pertanyaan dalam diriku: Apakah manusia dilahirkan dalam satu agama, dan hanya ada satu agama yang benar? Hari-hari berikutnya aku sering ketemu mahasiswa Islam ini dan melanjutkan diskusi kami yang belum tuntas. Namun, aku masih belum puas dengan jawabannya, yang menurutku masih menyentuh dasar Islam. Aku sendiri dapat memahami keterbatasan dia dalam menjelaskan Islam. Aku berupaya mencarinya sendiri, tambahnya lagi.

Ketika libur musim panas, Kaci memutuskan untuk kerja part time di sebuah toko buku. Di sana pula dia bisa "Mengenal Islam lebih dekat." Buku-buku Islam yang ada di toko buku itu dilahapnya. Dia juga bisa ketemu dengan seorang mahasiswa muslim lain yang juga belajar di kampus yang sama.
Berbagai pertanyaan yang tersimpan sekian lama dalam kepalanya pun ditumpahkan. Rupanya si pemuda ini mampu menjawab setiap ada pertanyaan dari Kaci. Tak lama, Al-Quran pun jadi bacaan rutinnya. Tak hanya itu, Kaci juga mulai tertarik ke mesjid. Setidaknya, dia ada dua kali dalam sepekan ke mesjid setempat. Ada kebahagian yang mulai meretas dalam dirinya waktu itu.
"Selepas mempelajari Islam sepanjang libur musim panas itu, aku mulai tersentuh dengan berbagai pernyataan dalam Islam. Pernah, aku coba ikut kuliah Perkenalan Islam di kampus. Waktu itu aku sedikit frustrasi, sebab dosen pengajar mata kuliah ini memberikan komentar yang menurutku salah. Tapi aku tidak tahu bagaimana mengoreksinya," ungkap Kaci mengkritisi dosen yang non beragama Islam tersebut.
 
Organisasi Islam
Di luar aktifitas kuliah, diam-diam Kaci aktif terlibat sebagai anggota di sebuah organisasi sosial berafiliasi Islam. "Ya aku terlibat di Islam Awareness Organization. Aku satu-satunya anggota yang perempuan. Oleh anggota lainnya, aku masih sering disebut dengan "gadis Kristen dalam kelompok kita".
"Tiap ada pertemuan, ucapan itu pasti keluar. Entah kenapa, batinku tak suka disebut seperti itu. Padahal, aku melakukan segala sesuatu persis seperti apa yang mereka lakukan. Jadi, menurutku, aku seorang muslim juga," tukas Kaci.
Kaci mengungkapkan bahwa dia sudah tidak makan babi lagi. Sudah berhenti mengkonsumsi alkohol. Bahkan kala Ramadhan dia juga ikut berpuasa. Yang menakjubkan, persis di akhir tahun pertamanya di universitas, terjadi perubahan dalam diri Kaci.
Dia memutuskan untuk mengenakan kain kerudung penutup rambutnya! "Aku tak ingin rambutku ini dilihat orang lain. Jika nanti menikah, hanya suamiku yang boleh melihatnya. Begitupun, aku belum berani memakai baju muslimah secara sempurna kala itu," ujarnya.
 
Chating di internet
Satu hari Kaci mempelajari Islam melalui internet. "Aku juga mencari alamat e-mail orang-orang Islam. Maksudnya biar bisa jumpa seorang muslim yang bisa kuajak diskusi. Aku selalu menulis di surat elektronik dengan pesan tambahan 'saya bukan sedang mencari jodoh – tapi hanya ingin mempelajari Islam'," kata dia.
Beberapa hari kemudian, Kaci menerima balasan dari tiga orang muslim. Satu dari mahasiswa Pakistan yang sedang studi di AS, satu dari India tapi sedang belajar di Inggris, dan terakhir berasal dari muslim yang berdomisili di Uni Emirat Arab (UAE).

"Masing-masing mereka saling membantuku. Kami terlibat diskusi secara unik di tiga negara berbeda. Tapi akhirnya aku sering kontak dengan yang di Amerika. Karena kami dalam zona waktu berbeda. Jadi perbedaan waktunya tidak jauh berbeda. Jika aku kirim pertanyaan, maka dijawabnya dengan segera dalam rentang waktu yang sama. Jawaban-jawabannya pun rasional, masuk logika pikiranku.
"Dalam pandangan Islam semua manusia sama. Islam tak melihat warna kulit, usia, jenis kelamin, ras, suku bangsa, dan lainnya. Yang penting hatinya beriman kepada Allah," kata dia kagum.
Kaci terus mendalami Islam hingga dia sampai pada keyakinan bahwa Islam adalah agama pembawa kebenaran.
”Tiap ada kesulitan akan suatu perkara, maka aku langsung melihat jawabannya dalam Al-Quran. Aku juga makin merasakan nikmatnya persaudaraan dalam Islam. Bukan main,” akunya.
 
Bersyahadah
Niat Kaci untuk mengikrarkan syahadahnya pun makin mengental. "Aku mendeklarasikan syahadah di mesjid. Aku kini percaya hanya ada satu Tuhan [Allah swt] yang patut disembah. Satu hari di bulan Juli 1997 aku berbicara dengan seorang muslim via telepon. Aku bertanya banyak hal tentang cara masuk Islam dan dijawab dengan simpel sekali. Hingga aku pun memutuskan untuk ke mesjid esok harinya," tutur Kaci lagi.
Keesokan harinya Kaci pun berangkat dari rumah kost nya di Wake Forest ke mesjid terdekat. Dia ditemani oleh dua orang teman baiknya. Satu muslim, satunya lagi non-muslim.

Tapi, menariknya, dia tidak menceritakan pada mereka apa maksudnya ke mesjid.
"Aku hanya bilang mau diskusi dengan pak imam. Sesampai di mesjid, pak imam barusan memberi khutbah dan jamaah mulai shalat Jumat. Nah setelah semuanya beres baru aku bicara dengan beliau. Waktu itu aku tanyakan apa yang harus dilakukan seseorang yang ingin masuk Islam. Sang imam menjawab bahwa ada beberapa hal mendasar yang perlu dimengerti tentang Islam. Plus dua ikrar dua kalimah syahadah.
Lalu aku beritahu pak imam bahwa aku sudah belajar Islam lebih dari setahun dan sekarang sudah siap jadi seorang muslimah. Tak menunggu lama, aku pun mengucapkan kalimah syahadah. Ya, tepatnya tanggal 12 Juli 1997 aku memeluk Islam. Alhamdulillah…
Dipecat karena jilbab

Kaci bangga dengan keislamannya. Ia terus belajar dan belajar. Termasuk dalam hal ibadah.
"Mula-mula aku belajar tatacara shalat. Lalu mengikuti aneka aktifitas mesjid. Bahkan aku pergi ke banyak mesjid, seperti mesjid di Winston Salem, North Carolina. Yang paling menakjubkan, aku akhirnya berani memakai hijab secara sempurna, persis dua pekan setelah memeluk Islam. Alhamdulillah, selepas memeluk Islam, aku merasakan begitu banyak 'pintu' yang terbuka. Semua itu terbuka dengan kasih sayang Allah," pungkas Kaci yang kemudian mengganti namanya menjadi Raihanah.
Pernah satu ketika, di musim panas, dia bekerja part time di sebua toko tas. Waktu itu dia sudah mengenakan jilbab. Rupanya direktur perusahaan itu tidak suka dengan jilbab Kaci.
"Dia minta aku untuk melepas jilbab jika ingin tetap bisa kerja. Tentu saja aku tidak mau. Akhirnya aku musti keluar dari tempat kerja alias dipecat. Mereka mengira jilbab akan membatasi aku dan menganggap aku tidak bisa bekerja jika mengenakan jilbab. Tapi aku sendiri merasa bisa bergerak bebas kendati berjilbab. Tapi tak apa, aku tak menyesal. Aku bangga bisa jadi seorang muslimah," cerita Kaci tentang sikap diskriminasi di tempat kerjanya.

Itulah langkah besar dalam perjalanan hidup Kaci ”Raihanah” Starbuck. Ketabahan dan kekuatan imannya patut diacungi jempol hingga dia mampu menjalani berbagai ujian selaku muallaf baru.
0

kesaksian "Oey Kiam Tjeng" : agama Islam, jalan terbaik untuk kami


Islam, Jalan terbaik untuk kami

Siapa sangka kalau pada akhirnya jalan Islam juga yang menjadi pilihan hidup saya, sekian lama batin saya terasa kering dan rindu akan sentuhan rohani, seperti yang saya dapat dari agama yang dibawa Nabi Muhammad SAW. ini. Saya merindukan Islam, agama yang insya Allah akan memberikan kebahagiaan dunia akhirat kepada saya dan keluarga. Sava lahir di Cirebon, 18 Mei 1950 dengan nama Oey Kiam Tjeng. Meski terlahir sebagai WNI keturunan Cina, saya bersyukur karena masih diterima di lingkungan tempat tinggal saya, yang tentu saja didominasi kaum pribumi.

Mereka, orang-orang Cirebon, sebagian besar, bahkan hampir seluruhnya, adalah pemeluk agama Islam yang taat. Saya yang ketika itu masih kanak-kanak, sedikit-banyaknya jadi tahu apa itu Islam, lewat apa yang dikerjakan oleh teman-teman sepermainan, juga orang-orang Islam dewasa yang berada di sekeliling saya. Masa kanak-kanak adalah bagian terindah dalam hidup saya, karena pada masa itu saya tidak pemah merasakan ada perbedaan di antara manusia. Saya tidak peduli kalau kulit saya kuning bersih dan bemata sipit, sementara teman-teman saya yang lain berkulit sawo matang atau kehitam-hitaman, dengan mata dan bibir yang besar dan juga termasuk soal agama yang kami anut.

Saya yang saat itu beragama Budha, sesuai agama keluarga kami, seringkali pula duduk di pengajian, karena teman-teman saya hampir semuanya ada di sana saat selesai shalat magrib, sampai menjelang isya. Saya merasa, apa yang saya lakukan saat itu adalah hal yang wajar-wajar saja, sesuai dengan yang biasa dilakukan oleh teman-teman saya yang lain. Apa yang saya anggap biasa-biasa itu, temyata tidak demikian di mata orang tua saya. Mama sempat menegur saya ketika saya dengan polos menirukan gerakan orang shalat, seperti yang pemah saya lihat saat bermain di rumah teman yang beragama Islam. Mama bilang saya tidak boleh sembarangan melakukan gerakan itu.

"Itu gerakan ibadah yang dianggap suci dalam agama Islam. Jangan sembarangan" Teguran mama saya patuhi. Saya tidak lagi sembarangan meniru gerakan orang shalat, karena saya mulai tahu kalau itu adalah semacam pelaksanaan ibadah yang suci dalam agama Islam, yang harus dihormati.

Dianggap Orang Luar

Pada akhirnya, apa yang selama ini saya khatiwatirkan terjadi juga, yang membuyarkan impian masa kecil saya tentang indahnya arti hidup tanpa ada perbedaan lahir maupun batin. Saat sekolah di SMU, saya mulai dianggap sebagai "orang luar", karena saya memang sedikit berbeda dengan mereka, orang-orang Indonesia ashi. Namun, saya tetap berkeyakinan kalau semua itu cuma berlaku sebagai ejekan teman-teman belaka. Tekad yang ada dalam hati saya saat itu cuma satu, meski cuma WNI keturunan Cina, tapi saya juga punya semangat dan rasa cinta tanah air Indonesia, seperti pribumi lainnya.

Pada masa-masa itu pula, status keagamaan nyaris tak pernah mendapat perhatian saya. Saya memang beragama Budha, cuma sebagai syarat agar tidak dicap sebagai orang yang tak beragama. Hal itu berlangsung terus, sampai saya lulus SMU, kuliah di Akademi Pelayaran, dan bekerja beberapa tahun lamanya.

Tahun 1979, saya bertemu seorang gadis cantik yang juga ketutunan Cina, beragama Kristen. Namanya Thio Loan Kiok. la tipe gadis idaman saya. la cantik, pintar, dan berasal dari keluarga baik-baik. Dua tahun kemudian, tepatnya pada tahun 1981, kami resmi menikah sesuai agama calon istri saya, Kristen Katolik. Meski demikian, saya menolak untuk dibaptis dan diberi nama baru. Saya bilang, "Saya mau menikah dengan calon istri Katolik, tapi tidak untuk dibaptis." Waktu itu kami menikah di Cirebon, dan selanjutnya menetap di sana.

Setelah menikah dan punya anak, seharusnya saya merasa puas. Apalagi usaha yang saya jalani di Cirebon cukup berhasil dan membuat kehidupan kami cukup, bahkan berlebih. Tapi, tidak demikian kenyataannya. Kadangkala saya merasa ada sesuatu yang kurang dalam diri saya, yakni status keagamaan saya. Entah mengapa, perasaan itu datang dalam hati dan mengganjal pikiran saya. Tapi saya berusaha untuk tidak terlalu larut dalam keadaan itu dengan jalan menyibukkan diri pada pekerjaan.

Menerima Islam

Tahun 1985, saat saya memutuskan untuk pindah ke Plered, Jawa Barat. Bisa dikatakan ini sebagai awal pertemuan saya kembali ke Islam dan itu terjadi lewat kejadian tidak disengaja dan unik. Ceritanya bermula saat istri saya yang mengurusi KTP mendapatkan status keagamaannya (tak disengaja) tertulis Islam, padahal ia beragama Kristen Katolik. Tapi istri saya anehnya tidak merasa keberatan dengan kesalahan itu. la yang memang sudah tidak terlalu aktif dengan kegiatan di gereja, yang terletak di kota Cirebon, bahkan terlihat senang-senang saja dengan ketidak sengajaan petugas kecamatan itu.

Saya pun jadi iri, hingga saya katakan pada pengurus kecamatan untuk mencantumkan agama Islam dalam KTP saya. Permintaan saya itu disambut antusias oleh pegawai kecamatan itu, hingga akhirnya jadilah kami berstatus agama Islam, meski hanva dalam KTP.

Selanjunya, istri saya jadi semakin tertarik pada agama Islam. Begitu pun saya. Dari peristiwa KTP itu, saya merasa seolah-olah itu adalah jalan kami berdua untuk menjadi seorang muslim. Jalan menuju Islam antara saya dan istri saya memang sedikit beda. Kalau istri saya barangkali lebih menggunakan perasaan, terutama seperti yang is ceritakan betapa is merasa ingin sekah mengenakan mukena yang biasa dipakai wanita muslimah saat shalat, maka saya 'lebih menggunakan rasio atau akal'.

Saya coba mencari tahu apa itu Islam lewat buku-buku secara diam-diam. Alhamdulillah, setelah beberapa tahun lamanya mencari-cari, pada 10 November 1991, saya dan isteri resmi menjadi pasangan muslim, lewat bimbingan Drs. H. Salim Badjri. Proses pengislaman yang berlangsung di Cirebon itu adalah awal kebahagian yang sava dapati saat ini. Setelah masuk Islam nama saya berganti menjadi H.M. Andaka Widjaya.

Meski pada tahun-tahun pertama keluarga dari pihak istri saya, yang kini bernama Hj. Siti Aisyah Kristanti, kurang bisa menerima hal itu, tapi kami berdua menganggap itu sebagai bagian dari perjalanan keislaman kami.

Kini, saya dan istri serta anak-anak, hidup bahagia di Plered, membuka usaha yang bisa dibilang berhasil. Saya bahkan segera bergabung dengan Yayasan Karim Oey, sebuah lembaga yang anggotanya adalah orang-orang peranakan Cina yang masuk Islam. Kantor pusatnya di Jakarta.

Dan, saya dipercaya untuk menjabat sebagai kepala perwakilan Cirebon. Dan, yang paling membuat sava bahagia adalah bahwa saya dan istri sudah menunaikan ibadah haji yang kami laksanakan pada tahun 1995. Sungguh nikmat Allah SWT tiada terkira kepada kami sekeluarga. Dalam hati saya berkata, inilah jalan hidup terbaik untuk sava. Insya Allah saya tidak akan pernah lagi lepas dari jalan Islam ini.

Oleh Dian dan Yusuf/Albaz dari Buku "Saya memilih Islam" Penyusun Abdul Baqir Zein, Penerbit Gema Insani Press website : http://www.gemainsani.co.id/ oleh Mualaf Online Center (MCOL) http://www.mualaf.com
0

Semangat Karena Allah


Assalamu’aikum Wr.Wb.

Saudaraku yang aku cintai karena Allah, sungguh hidup ini tidak akan lama, saat ajal menjemput seluruh tubuh terasa kaku, kaku bukan karena dingin, kaku bukan karena keram, tetapi kaku karena tubuh ini takut menghadap Robbnya karena tubuh inilah salah satu yang akan bersaksi di hadapan Robbnya, kaku karena sungguh terasa begitu sakit dipisahkan dari sesuatu yang mengendalikan tubuhnya itu, dialah ruh yang diminta kembali kepada Allah, kaku karena menahan dan berharap agar tubuh ini sesaat saja diberikan kesempatan untuk berbuat baik di dunia.
 
Saudaraku yang aku cintai karena Allah, saat ini kita masih diberikan kesempatan untuk hidup di dunia maka jadikanlah tubuh ini untuk senantiasa berjuang dan berjuang demi mendapatkan ridho-Nya, agar kelak nanti tubuh ini dipisahkan dengan ruhnya dia terasa lega dan ikhlas sehingga kematian terasa begitu nikmat baginya.
 
Saudaraku yang aku cintai karena Allah, hidup ini meniscayakan adanya perjuangan, berjuang untuk hidup, berjuang demi sesuap nasi, berjuangan demi istri, berjuang demi duniawi, tapi… ada perjuangan yang begitu mulia yaitu berjuang demi illahi. Ya… perjuangan demi meninggikan kalimat illahi yang sekarang sedang jauh dari diri insani adalah sebuah perjuangan yang akan mendapatkan kemuliaan kelak nanti di akhirat. Jadi siapkanlah tubuh ini untuk mendapatkan kemuliaan itu.
 
Saudarakau yang aku cintai karena Allah, kita kaum Muslimin adalah bersaudara yang diikat oleh aqidah sehingga persaudaraan itu begitu kuat. Kita melihat saat ini kaum muslim begitu sengsara akibat terabaikannya syariat Allah dan ditanamkannya syariat syetan kapitalisme, komunisme dan seantero aturan kufur lainnya, tidakkah kita sebagai saudaranya yang telah tercerahkan dengan pemikiran Islam merasa sedih melihat kesengsaraan yang luar  biasa itu menimpa kaum muslimin terus menerus. Bangkitlah wahai saudaraku yang telah tercerahkan dengan Islam, bantulah saudaramu, bantulah kaum Muslimin yang kita cintai karena Allah agar mereka bisa lepas dari kesengsaraan itu, lepas dari jerat kapitalisme busuk, komunisme rusak, serta lepas dari seantero kekufuran lainnya.
 
Saudaraku yang aku cintai karena Allah, engkau yang telah tercerahkan dengan Islam, sebagaimana Sahabat Rosulullah yang telah tercerahkan dengan Islam, sungguh engkau adalah makhluk pilihan Allah, yang Allah pilih untuk meninggikan kalimat-Nya dibawah naungan Khilafah, sebagai mana Allah memilih Sahabat Rosulullah yang telah mendapatkan kemuliaan dan janji Allah karena perjuangannya. Berjuanganglah …. Berjuanglah…Berjuang lah.... demi menyamakan kedudukanmu di hadapan Allah dengan para sahabat bahkan lebih dari mereka karena engkau yang telah dipilih oleh Allah, karena engkau yang telah tercerahkan dengan Islam, oleh karenanya jangan malu..jangan ragu…jika engkau mengharapkan kemuliaan itu. Sehingga kita bisa tersenyum kelak khilafah berdiri karena kitalah salah satu yang memperjuangkannya, kelak anak-anak kita, cucu-cucu kita membanggakan dan menceritakan serta mendoakan kita karena kegagahan kita yang berjuang karena Allah. Amiin..
 
Saudaraku yang aku cintai karena Allah, semoga tausiah kecil ini menyemangati diri ini khususnya, ikhwan sekalian pada umumnya.
 
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
 
0

Islam Dalam Memandang Alien dan UFO



Alien dan UFO? Ketika mendengar nama itu, sebagian besar orang akan terbayang sesosok mahluk cebol berkepala botak dan bermata besar, dengan latar belakang kendaraan berupa piring terbang bercahaya. Atau terbayang sebuah film yang dibintangi oleh Sigourney Weaver pada era 90-an dimana menggambarkan Alien sebagai mahluk predator. Fenomena UFO dan Alien akan selalu menjadi bahan yang menarik untuk dijadikan latar belakang sebuah film fiksi ilmiah, sebut saja Star Trek, Men in Black, dan Independence Day.

Semenjak awal abad 20 masyarakat semakin banyak memperbincangkan mengenai topik yang satu ini. Ditambah lagi dengan banyaknya laporan adanya penampakan kendaraan bercahaya, atau mahluk-mahluk aneh ini pada beberapa orang di berbagai tempat. Lalu wajar saja kalau kita jadi bertanya-tanya, benarkah mereka ada? Kami akan mencoba membahas masalah ini dari sudut pandang seorang muslim.

Beberapa orang beranggapan, jika suatu saat ditemukan adanya kehidupan di luar bumi, maka dogma-dogma agama akan terbantahkan. Itu sebabnya, beberapa pemuka agama tertentu merasa segan untuk berurusan dengan topik yang satu ini dan memilih tidak mempercayai keberadaannya. Namun ternyata tidak begitu halnya dengan Islam. Allah jauh-jauh hari telah memberitakan kepada kita bahwa Dia telah menciptakan mahluk-mahluk yang disebarkan di berbagai penjuru langit dan bumi ;

Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah menciptakan langit dan bumi serta makhluk-makhluk melata Yang Dia sebarkan pada keduanya. Dan Dia Maha Kuasa mengumpulkan semuanya apabila dikehendaki-Nya.
(QS As Syuura : 29)

Langit disini lebih cenderung mengacu pada luar angkasa, bukan atmosfir bumi. Islam sebagai rahmatan lil 'alamin (rahmat bagi alam semesta), menerima keberadaan mahluk hidup di luar angkasa sebagai bagian dari ciptaan Allah yang Maha Kuasa. Namun, bagaimana pandangan Islam tentang Alien dan UFO? Bukankah Allah tidak menyebutkan tentang mahluk-mahluk beradab lain selain Malaikat, Jin dan Manusia? Juga tidak disebutkan adanya planet lain yang memiliki kehidupan? Pertanyaan ini yang sering menjadi perdebatan di kalangan alim ulama. Kami akan mengupasnya dengan pendapat pribadi sebagai penulis, berdasarkan beberapa literatur yang pernah kami baca.

Di dalam Al Qur'an maupun hadits, sering disebut-sebut tentang para penduduk langit. Sebagian ulama menafsirkan penduduk langit adalah para malaikat yang menjalankan tugasnya di seluruh penjuru langit. Namun ada sebuah hadis yang cukup menarik tentang hal ini.
 
Rasulullah SAW bersabda: Sesungguhnya Allah, MalaikatNya, serta penduduk langit dan bumi, hingga semut yang ada di dalam lubangnya, dan ikan-ikan di lautan, (semuanya) bersalawat atas orang yang mengajarkan kebaikan pada manusia” (HR. Tirmidzi).

Dari hadis ini terlihat jelas bahwa Rasulullah membedakan antara malaikat dan penduduk langit. Ada yang berpendapat bahwa penduduk langit adalah orang-orang yang di surga. Namun itu mustahil, kita semua baru bisa memasuki surga setelah dibangkitkan kelak di padang mahsyar. Ada pula pendapat bahwa para penduduk langit adalah para nabi yang sudah wafat, memang itu juga ada benarnya. Namun kami cenderung pada pendapat bahwa penduduk langit terdiri dari malaikat dan mahluk-mahluk selain malaikat, yang dalam hal ini adalah merupakan rahasia Allah. Allah berkuasa untuk menciptakan mahluk-mahluk berperadaban di berbagai planet di seluruh penjuru alam semesta, dan tidak disebutkannya mereka di dalam Al Qur'an bukan berarti mereka tidak ada. Sebagaimana perumpamaan, di dalam Al Qur'an hanya disebutkan tentang 25 orang nabi. Namun jumlah nabi yang sesungguhnya sangatlah banyak (di dalam hadis disebutkan jumlah nabi adalah sekitar 125 ribu).

Ada juga sebuah hadis yang kami pernah baca, namun kami lupa periwayatnya maupun dicantumkan di kitab mana, kurang lebih seperti ini :
Suatu hari Rasulullah SAW berjalan-jalan bersama para sahabat seusai shalat subuh, lalu beliau menunjuk ke arah langit timur lalu bersabda : "Disana ada sebuah bumi yang berwarna putih dan penduduknya juga putih, maka mereka tidak menyembah selain kepada Allah".

Demikianlah, sesungguhnya hanya Allah yang mengetahui kebenaran ada tidaknya mereka, hanya saja kami ingin mengajak anda untuk berpikir terbuka bahwa jika suatu saat benar-benar terbukti bahwa mereka ada, sesungguhnya itu hanyalah membuktikan kekuasaan yang tak terbatas dan diluar pemahaman kita dari Allah Sang Maha Pencipta. Inilah Islam, rahmat bagi seluruh alam semesta, bukan hanya rahmat bagi seluruh bumi.

Namun belakangan muncul beberapa fenomena yang menghawatirkan mengenai Alien dan UFO ini. Beberapa orang di berbagai tempat mengaku telah ditemui atau diculik oleh mahluk-mahluk ini. Juga mengenai maraknya laporan tentang kemunculan piring terbang bercahaya dan juga Crop Circle (jejak UFO berupa lingkaran aneh yang terbentuk di ladang). Berdasarkan berbagai sumber yang kami baca, mereka mengaku diinterogasi oleh mahluk-mahluk itu, dan kemudian sebelum dilepaskan mereka diberikan informasi-informasi yang aneh. Kami akan mencoba menyampaikan secara garis besar informasi-informasi yang disampaikan oleh alien-alien ini.
  • Umumnya mereka mengaku berasal dari gugusan bintang tertentu, seperti Pleiades, Orion, dsb. Meskipun ada pula yang mengaku sebagai penduduk asli bumi keturunan dinosaurus yang punah.
  • Umumnya mereka mengaku sudah lama mengamati manusia dan tidak memiliki niat buruk.
  • Umumnya mereka memberi informasi tentang sejarah bumi dan alam semesta yang berbeda-beda menurut versi masing-masing jenis Alien.
  • Dan yang paling menghawatirkan, mereka menyampaikan tentang sejarah keberadaan manusia (ataupun tentang Adam dan Hawa) yang sangat bertentangan dengan apa yang selama ini kita dapatkan dalam ajaran Islam. Dan parahnya, cerita itu berbeda-beda versi pula tergantung jenis Aliennya. Bahkan ada yang mengaku sebagai pencipta manusia melalui rangkaian percobaan mutasi pada kera-kera purba.

Akibat dari informasi itu, telah banyak orang yang terjerumus dalam atheis, atau bahkan menghambakan diri pada mahluk-mahluk itu. Salah satu mahluk yang mengaku keturunan asli dinosaurus (Reptilian Race) bahkan mengaku perduli dengan umat manusia dan memberitahu bahwa manusia diciptakan sebagai hasil rekayasa genetik (mutasi) oleh Alien lain yang disebut Elohim untuk kelak dijadikan budak. Dimana Elohim dalam bahasa Ibrani yang dimaksud adalah Allah. Sebagai seorang muslim, kita akan langsung bisa melihat dengan jelas apa motif mahluk-mahluk itu. Yaitu menyebarkan informasi yang secara kontinyu menjauhkan manusia dari Agama. Alhamdulillah kita sebagai muslim telah diberitakan, bahwa di bumi ini juga ada mahluk berakal lain selain kita yaitu bangsa Jin. Kita tahu bahwa beberapa golongan Jin memiliki kemampuan untuk mewujudkan diri di dimensi manusia. Dan kita juga tahu bahwa sebagian dari mereka yang disebut sebagai bangsa syetan, juga memiliki motif yang identik yaitu menjerumuskan manusia dalam kesesatan.


Kiranya dari gambaran diatas kita bisa menarik kesimpulan mengenai siapa dalang dari semua mis-informasi ini. Perlu diperhatikan juga dalam referensi buku "Dialog dengan Jin Muslim" karya Muhammad Isa Dawud, diberitakan bahwa beberapa golongan Jin (terutama Syetan), memiliki pula tehnologi yang sangat maju, yang mungkin mustahil bagi manusia untuk mengikutinya. Bisa jadi disebabkan karena kelebihan wujud fisik mereka yang yang bahkan sanggup untuk memindahkan benda-benda berat dalam waktu sekejap seperti dalam kisah nabi Sulaiman AS. Jadi berdasarkan keterangan-keterangan tersebut, kemungkinan besar biang keladi penyesatan ini tak lain adalah syetan-syetan yang menyamar sebagai Alien.

Jika kita membaca majalah-majalah UFO yang diterbitkan di Indonesia contohnya adalah Info UFO dan Beta UFO, kita bisa melihat sejauh mana kerusakan yang terjadi akibat Informasi yang dibawa oleh mahluk-mahluk itu. Disana mulai muncul propaganda-propaganda ekstraterestial yang seringkali disangkut pautkan dengan ajaran kebudayaan Pagan maupun Judaisme, dimana kita sama-sama tahu bahwa otentisitas literaturnya meragukan secara ilmiah. Apabila anda membaca sendiri majalah-majalah itu, akan terlihat jelas sekali adanya suatu usaha untuk membuat manusia bingung dan akhirnya berpaling dari agama. Dan saat ini kita belum tahu berapa orang yang telah menjadi korban.

Islam mengajarkan kita untuk menempatkan diri secara benar. Kita tidak memungkiri adanya kemungkinan keberadaan mahluk-mahluk asing (Alien) di luar sana. Namun kita juga jangan sampai terpengaruh propaganda dari mahluk-mahluk yang mengklaim sebagai Alien dan percaya begitu saja Informasi yang disampaikan oleh mereka. Apalagi jika lebih mendasarkan diri pada berbagai legenda kaum pagan dan judaisme, yang kebenarannya jelas-jelas sangat meragukan.

Pada kesempatan lain kami akan membuat tulisan mengenai keberadaan peradaban maju di bumi purba, indikasi keberadaan "penduduk langit" yang sudah lama menetap pada awal pergerakan Islam (bahkan ikut berjihad), serta kemungkinan penyerangan bumi oleh mahluk asing (alien) di akhir zaman.

Semuanya Insya'Allah dalam perspektif Islam.

Dan mereka tidak mempunyai sesuatu pengetahuan pun tentang itu. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan sedang sesungguhnya persangkaan itu tiada berfaedah (berpengaruh) sedikitpun terhadap kebenaran. (QS: An Najm 28)

1

Motivasi Diri dengan Kekuatan CINTA


“Ngomong-ngomong tentang motivasi diri, mengapa setelah mengikuti seminar motivasi, motivasi tidak bertahan lama?” Pada artikel lain saya sudah membahas bahwa motivasi memang bisa berkurang. Menyangka motivasi itu permanen, adalah kesalahan yang pertama. Alasan kedua ialah kita akan kehilangan motivasi jika kita hanya mengharap motivasi dari luar. Sebab motivasi terkuat datang dari diri sendiri.
Lalu bagaimana dengan peran motivasi dari luar? Meski motivasi diri itu penting, bukan berarti motivasi dari luar tidak penting. Motivasi yang datang dari luar bisa membantu menemukan dan membangkitkan motivasi diri Anda. Seorang motivator yang baik tentu akan membangun diri Anda menjadi seorang yang mampu menemukan dan membangkitkan motivasi diri yang di motivasinya.

Faktor Motivasi Diri

Dalam berbagai buku NLP disebutkan bahwa hanya ada dua faktor motivasi diri yaitu mengejar kenikmatan dan menghindari kesengsaraan atau rasa sakit. Namun jika saya kerucutkan lagi, hanya ada satu faktor motivasi, yaitu cinta. Semakin besar cinta kita, akan semakin besar motivasi yang bangkit.
Lihatlah, banyak orang yang sampai nekat bunuh diri karena putus cinta. Ini menggambarkan bahwa cinta memiliki kekuatan untuk menggerakkan diri kita, bahkan untuk hal-hal yang buruk dan tidak masuk akal. Mungkin Anda sudah banyak mendengarkan kisah cinta picisan, apa pun dilakukan “karena cinta”. Cinta adalah sumber dari motivasi diri.

Joe Vitale menyadari kekuatan cinta sebagai motivator utama setelah dia melihat film 50 First Dates (2004) (50 Kencan Pertama) yang menggambarkan usaha seorang pria yang setiap hari berusaha membuat seroang wanita jatuh cinta kepadanya. Usaha ini dilakukan setiap hari, karena sang gadis pujaan memiliki ingatan yang mampu mengingat cuma 1 hari. Ini hanya salah satu dari sekian kisah cinta dalam film.

Anda bisa memanfaatkan kekuatan cinta ini untuk mendapatkan motivasi diri. Tentu saja, tidak sebatas cinta terhadap lawan jenis, tetapi cinta kepada hal lainnya juga. Saat Anda mencintai pekerjaan Anda, Anda akan memiliki motivasi yang cukup saat bekerja. Lihatlah pemasin sepak bola, di tengah jadwal yang ketat, mereka tetap enjoy bermain di lapangan, karena mereka mencintai profesinya sebagai pesebak bola.

Motivasi Diri Paling Kuat

Namun, ada cinta yang paling kuat. Saat Anda tidak memiliki cinta ini, sungguh Anda sudah menyia-nyiakan hidup Anda. Inilah cinta yang paling besar, yang memotivasi para mujahid di medan perang. Tidak takut mati, tidak takut rasa sakit, tidak takut apa pun, demi cinta ini. Cinta ini tiada lain, cinta kepada Allah. Cinta kepada Allah, adalah cinta yang hakiki yang menjadi sumber motivasi diri paling kuat.

Karena bekerja adalah bagian dari ibadah. Begitu juga bisnis adalah bagian dari ibadah. Dan, ibadah adalah sebagai cinta kita kepada Allah, maka kerja dan bisnis kita juga adalah perwujudan cinta kita kepada Allah. Seharusnya, saat kita bekerja dan bisnis, kita akan memiliki motivasi yang tinggi.
Sudahkah?

Mari kita pancangkan niat kita, bahwa kerja dan bisnis kita untuk beribadah. Marilah kita pupuk kesadaran kita, bahwa bisnis dan kerja kita adalah salah bentuk wujud cinta kita kepada Allah.
Adakah perasaan cinta kita kepada Allah? Jika terasa kurang, maka iman kita harus ditingkatkan lagi. Sebab cinta kepada Allah hanya dimiliki oleh mereka yang beriman.

Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah. (QS Al Baqarah:165).
Jadi, motivasi diri bisa dikembangkan dengan meningkatkan iman kepada Allah secara terus menerus. Cinta kepada kepada Allah semakin tinggi, motivasi diri pun semakin tinggi.

Hari-hari Akan Dijalani Dengan Penuh Semangat

Tidak ada wujud lain dari bukti cinta kita kepada Allah selain dari beribadah. Ibadahlah yang diminta oleh Allah. Sebagai bukti jika kita mencintai-Nya maka kita akan menuruti apa yang diminta oleh Yang Dicintainya.

Semantara, semua hidup kita harus dalam rangka ibadah. Semua aktivitas kita adalah ibadah. Artinya semua gerak gerik kita harus merupakan bentuk cinta kepada Allah.
  • Pertama, niatkan bahwa apa yang kita lakukan adalah demi Allah yang kita cintai.
  • Kedua, lakukan aktivitas kita sesuatu dengan tuntutan syar’i, baik itu adalah ibadah maghdoh maupun ghair maghdoh, keduanya ada tuntunannya. Artinya sebagai wujud cinta kepada Allah kita akan terus belajar bagaimana cara menjalankan ibadah yang benar.
  • Dan yang kita kita akan semangat melakukannya. Biasanya, kita akan melakukan sesuatu dengan semangat, berani, dan kontinyu demi yang dicintainya.

Namun Cinta Urusan Hati

Cinta adalah urusan hati. Cinta adalah tidak bisa dipaksakan. Betulkah? Tentu saja ada benarnya. Namun, secara fitrah, manusia adalah makhluq yang mencintai Allah. Secara fitrah manusia sangat mencintai Allah.
Namun pada kenyataannya, cinta kepada Allah bisa dibelokan. Kita bisa melihat bagaimana cinta kepada lawan jenis bisa mengalah cinta kepada Allah. Buktinya adalah mereka yang mau melakukan hal-hal dosa demi cintanya kepada pacar. Cinta kepada harta pun bisa mengalahkan cinta kita kepada Allah. Buktinya banyak orang yang mau melakukan usaha yang haram demi cintanya kepada harta.

Syaithan dengan memanfaatkan hawa nafsu menjadikan apa yang kita cintai selain Allah menjadi begitu indah. Seolah tidak ada cinta yang lebih penting dibandingkan “seseorang” pujaan hatinya. Apa pun rela dilakukan demi cintanya itu.

Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu setan-setan (dari jenis) manusia dan (dari jenis) jin, sebahagian mereka membisikkan kepada sebahagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia). Jika Tuhanmu menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya, maka tinggalkanlah mereka dan apa yang mereka ada-adakan. (QS. Al-An’aam: 112)

Cinta memang urusan hati, namun kita bisa membersihkan hati agar kita memiliki cinta yang hakiki, cinta pada tempatnya. Cinta kepada lawan jenis, harta, keluarga, dan yang lainnya boleh sebagai motivasi diri Anda, yang penting tidak mengalahkan cinta Anda kepada Allah sebagai motivasi diri yang utama.

Sabtu, 15 Oktober 2011

0

khitbah lewat dunia maya


Assalaamu’alaikum wr. wb.
Mbak, Anna seorang pekerja yang bekerja di sebuah yayasan swasta. Di sela-sela aktivitas, Anna sering chatting di Yahoo! Messenger. Dari situ Anna mendapat kenalan yang berinisial M. Dia pemuda dari kota A. Kami baru kenal kira-kira hampir 2 bulan. Tapi dua minggu kami kenal kami jarang komunikasi. Seminggu sebelum Ramadhan dia mengutarakan niat hatinya untuk memilih Anna sebagai pendamping hidupnya dan pertengahan Desember ini dia akan datang untuk menemui Anna di kota B. Yang menjadi pertanyaan Anna:
1. Apakah aktivitas chatting itu dikatakan berkhalwat? Karena Anna pernah baca di Sobat sebelumnya, kalau beraktivitas dunia maya itu boleh-boleh saja.
2. Anna kurang mengerti batasan-batasan agar komunikasi tidak termasuk aktivitas berkhalwat.
3. Apakah niat dia memilih Anna untuk menjadi pendamping hidupnya sudah dikatakan khitbah?
Anna
di dunia maya
Wa ‘alaikum salam wr. wb

Jawaban :

Adik Anna,
Jamannya ortu kita, komunikasi muda-mudi hanya bisa lewat surat, sehingga dikenal adanya sahabat pena. Komunikasi paling cepat biasanya hanya  seminggu sekali. Jadi setiap hari musti ada acara penasaran menunggu Pak Pos, menanti jawaban surat. Nah, sekarang aktivitas surat-suratan seperti itu sudah mulai terpinggirkan. Barangkali banyak remaja yang sudah nggak lancar lagi nulis surat dengan tulisan tangan. Maklum tangan sudah terbiasa pencet-pencet keyboard atau hobi pencet-pencet hand phone alias SMS-SMS-an.

Kalo dulu orang Indian jamannya Hiawata saat kirim pesan kepada Watawah yang lagi ada di balik bukit atau seberang sungai musti bikin api unggun dulu. Kemudian selembar kain dikibas-kibaskan untuk membuat sandi dengan asap api unggun tersebut, agar Watawah ngerti berita dari Hiawata. Di Jazirah Arab abad lampau, pembawa berita harus mengunakan kuda atau onta. Sementara merpati pos juga sering dimanfaatkan sebagai pengantar surat. Dan akhirnya via e-mail, surat kita akan sampai hanya dalam hitungan detik. Saat Anna chatting (ngobrol), itu artinya Anna “surat-suratan” setiap menit bahkan detik. TI membuat frekwensi surat-suratan kamu jadi makin tinggi. Hebat kan!

Adik Anna,
Untuk membahas apakah aktivitas chatting bisa disebut khalwat atau bukan, maka sama saja dengan menanyakan apakah surat-suratan bisa disebut khalwat atau bukan. Bila kita ingin membahas masalah hukum suatu perbuatan, maka kita perlu melihat adakah dalil-dalil syar’iy tentang aktivitas tersebut. Di dalam Kitab An Nizhomul Ijtima’iy fil Islam, karya Syaikh Taqiyuddin an Nabhany yang telah diterjemahkan dengan judul Sistem Pergaulan dalam Islam, hal. 137,  definisi khalwat secara syar’iy adalah: berkumpulnya seorang pria dan seorang wanita di suatu tempat yang tidak memberikan kemungkinan orang lain untuk bergabung dengan keduanya kecuali dengan ijin keduanya.

Contohnya adalah berkumpulnya seorang pria dan seorang wanita di rumah atau di tempat  sunyi yang jauh dari jalan dan keramaian. Khalwat adalah perbuatan yang merusak (destruktif). Makanya Islam melarang dengan tegas setiap bentuk khalwat. Rasulullah saw. bersabda (yang maknanya): “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, hendaklah tidak melakukan khalwat dengan seorang wanita yang tidak disertai mahromnya. Karena sesungguhnya yang ketiga adalah syaitan.”
Adik Anna,

Untuk terkategori khalwat harus ada pertemuan (ijtima’) dulu antara seorang pria dan wanita yang bukan mahram-nya. Dan sudah termasuk aktivitas khalwat, baik mereka berdua berinteraksi (ittishal) atau tidak. Dalam pertemuan yang ada hanya mereka berdua, karena yang nomer tiga adalah syaitan. Kalau tidak ada pertemuan, maka bukan khalwat namanya. Dengan jarak yang jauh tapi masih bisa tertangkap oleh mata atau telinga seperti komunikasi dengan morse atau semaphore, seperti yang dilakukan para pramuka, tidak terkategori khalwat. Demikian juga e-mail, chatting, SMS, komunikasi via telpon, faximile dan teleconference sekalipun, juga tidak termasuk khalwat.

Sedangkan mengenai khitbah, maknanya adalah: lamaran seorang pria kepada seorang wanita yang ingin dinikahinya.
Lalu bolehkah memilih calon pendamping dengan cara chatting? Ya boleh saja. Wong dengan surat (mail) saja boleh kok. Berarti surat elektronik (e-mail) pun boleh. Walaupun adakalanya penilaian dengan bahasa tulisan saja masih belum lengkap. Karena kita belum menerima informasi seutuhnya mengenai fakta kehidupan si dia sehari-hari. Tapi kalau Anna percaya dengan istilah “bahasa menunjukkan bangsa”, maka bisa saja cara berpikirnya, kecenderungan bersikapnya, gaya hidupnya telah terwakili dengan “apa saja yang sudah dikatakannya”. Bila kita yakin mampu menilai sosok individu dengan cara ini maka saya percaya bahwa Anna menerima khitbah tersebut bukan tanpa perhitungan dan pertimbangan. Bila tidak, bisa saja kita tertipu dengan kata-kata manis yang penuh rayuan. Untuk itu perkuatlah setiap proses khitbah dengan senantiasa sholat Istikharah. Memohon kepada Allah Swt. agar dipilihkan dan ditetapkan terbaik bagi kehidupan dunia dan akhirat.
Adik Anna,

Belajar dari pengalaman (maksudnya pengalaman orang lain..), pengkhitbah dan yang dikhitbah dengan cara ini, adalah mereka yang mampu jatuh hati pada kekuatan bahasa. Karena bukankah keduanya belum pernah bertemu langsung? Sekiranya berjodoh, semoga kekuatan berpikir atas dasar akidah Islam bisa saling terjalin erat. Karena kesamaan akidah, keselarasan cara berpikir itulah yang bisa menguatkan akar, menumbuhkan batang, merimbunkan hijaunya dedaunan sehingga mengokohkan dan meneduhkan rumah tangga yang sakinah, yang bermanfaat bagi perjuangan Islam dan kaum muslimin.

sumber
Sumber : majalah Sobat Muda
0

Ikhwan – Akhwat Bercanda, halalkah???


Pertanyaan :

Bolehkah kita bercanda dengan teman akhwat? Misalnya teman satu kelas, satu kampus, satu kepanitiaan, tetangga, temannya adik, dan lain-lain?
Jawaban :

BERCANDA DENGAN LAWAN JENIS

Canda (gurauan) dalam bahasa Arab disebut mizah atau mumazahah. Al-Jailany dalam Syarah Al-Adabul Mufrad, mendefinisikan canda adalah berbicara secara ramah dan menciptakan kegembiraan terhadap orang lain (Ath-Thahthawi, Senyum dan Tangis Rasulullah, hlm. 116). Hukumnya mubah menurut An-Nawawi (An-Nawawi, Al-Adzkar, hlm.279). Dalilnya, hadits dari Abu Hurairah RA, bahwa para shahabat bertanya,” Wahai Rasulullah, sesungguhnya Anda telah mencandai kami.” Rasulullah saw. menjawab “Sesungguhnya tidaklah aku berbicara, kecuali yang benar.” (HR Tirmidzi, al-Adzkar, hlm. 279).
Jadi, bercanda itu hukumnya mubah, asalkan sesuai syari’ah. Itu secara umum. Lalu bolehkah bercanda dengan lawan jenis yang bukan mahram? Jawabnya, boleh (mubah) sepanjang sesuai syariah. Dalilnya, karena Rasulullah pernah mencandai seorang gadis yatim di rumah Ummu Sulaim. Rasul berkata kepada gadis yatim itu, ”Engkau masih muda, tapi Allah tidak akan membuat keturunanmu nanti tetap muda. “ Ummu Sulaimah lalu berkata,”Hai Rasulullah, Engkau berdoa kepada Allah bagi anak yatimku, agar Allah tidak membuat keturunannya tetap muda. Demi Allah, ya memang dia tidak muda selama-lamanya.” (HR. Ibnu Hibban, dari Anas bin Malik RA) (Ath-Thahthawi, Senyum dan Tangis Rasulullah, hlm. 134; Nasy’at Al-Masri, Senyum-senyum Rasulullah, hlm. 65-66).
Jadi, bercanda dengan lawan jenis non-mahram, juga mubah berdasarkan dalil di atas. Baik itu di dunia nyata maupun di dunia maya seperti via e-mail, chatting, atau kirim-kiriman SMS. Tetapi, meski mubah secara syar’i, wajib diperhatikan beberapa rambu syariahnya. Di antaranya :
Pertama, materi canda :
1. Tidak mengolok-ngolok/mempermainkan ajaran Islam
2. Tidak menyakiti perasaan
3. Tidak mengandung kebohongan, ghibah (menggunjing), dan kecabulan
4. Tidak melampaui batas, yakni tidak membuat melalaikan kewajiban dan tidak menjerumuskan pada yang haram (‘Aadil bin Muhammad Al-‘Abdul ‘Aali, Pemuda dan canda, hlm. 38-44)
Kedua, pihak wanita tidak boleh genit, baik dalam perkataan tulisan, maupun dalam tingkah laku. (QS. Al-Ahzab:32).
Ketiga, wajib menutup aurat dan menjaga pandangan (ghadhdhul bashar) (QS. An-nur:31), dan tidak boleh berkhalwat (menyendiri berdua).
Keempat, jika dalam kehidupan umum (seperti kampus), wajib dipenuhi syaratnya : (1) dalam rangka melakukan aktivitas yang dibolehkan syariah (seperti belajar mengajar)è (misalnya : Bapak dosen yang mengajar di kelas sedikit melucu agar suasana cair/sebagai ice breaker – red. KI), dan (2) interaksi itu mengharuskan pertemuan (ijtima’) antara pria dan wanita. Jika tidak mengharuskan pertemuan – alias bisa dikerjakan masing-masing – maka tidak boleh ada interaksi, sehingga tidak boleh ada canda. Misalnya, aktivitas makan-makan di kantin, dll. Ini semua tidak boleh dilakukan secara bersama. (Taqiyuddin An-Nabhani, An-Nizham al-Ijtima’I fi al-islam, hal. 40). Wallahu a’lam. (www.konsultasi.wordpress.com)

Komentar Redaksi Konsultasi Islam :
Jadi, sebaiknya sangat berhati-hati untuk bercanda dengan lawan jenis. Baik di dunia nyata ataupun di dunia maya (email, chatting, SMS) karena bisa jadi akan menuju kepada perbuatan haram. Kalau memang ingin bercanda, masih banyak obyek lain yang halal, misalnya dengan teman sesama jenis, atau dengan istri.



Sumber Jawaban : Rubrik Konsultasi Fikih, Majalah Sobat Muda, Edisi 2 / Tahun I Oktober 2004 diasuh oleh Ust. Muhammad Shiddiq al-Jawi.
0

Ikhwan-Akhwat Berbalas SMS Cinta, Bolehkah?


Pertanyaan :
ass. wr .wb
maaf ustadz, saya sekarang sedang dalam proses khitbah. kebetulan jarak antara saya dan calon saya lumayan jauh. saya sering berkomunikasi dengannya melalui sms atau telpon. nah yang ingin saya tanyakan, apakah dalam ikatan khitbah boleh berkomunikasi dengan saling mengungkapkan sayang, cinta, kangen? mohon penjelasannya. terimakasih ustadz
wassalam
ikhwan; IP: 202.182.48.30

salam tadz, bagaimana dengan kasus:
1. interaksi melalui alat komunikasi, semisal hp, telepon, email, chatting dll?
2. interaksi tanpa khalwat dalam hal menanyakan hal-hal private? dengan maksud untuk menikah? tanpa khitbah? gmana?
thanks jawabannya…..
an-hamad; IP: 202.137.29.32


Jawaban :
Islam membolehkan adanya adanya interaksi antara pria dan wanita untuk melaksanakan berbagai taklif hukum dan segala aktivitas yang harus mereka lakukan. Meskipun demikian, Islam sangat berhati-hati menjaga masalah ini. Oleh karena itulah, Islam melarang segala sesuatu yang dapat mendorong terjadinya hubungan yang bersifat seksual yang tidak disyariatkan. Islam melarang siapa pun, baik wanita maupun prianya, keluar dari sistem Islam yang khas dalam mengatur hubungan lawan jenis. Larangan dalam persoalan ini demikian tegas. Atas dasar itu, Islam menetapkan sifat ‘iffah (menjaga kehormatan) sebagai suatu kewajiban. Islam pun menetapkan setiap metode, cara, maupun sarana yang dapat menjaga kemuliaan dan akhlak terpuji sebagai sesuatu yang juga wajib dilaksanakan; sebagaimana kaidah ushul menyatakan:
مَا لاَ يَتِمُّ الْوَاجِبُ إِلاَّ بِهِ فَهُوَ وَاجِبٌ
Suatu kewajiban yang tidak akan sempurna kecuali dengan adanya sesuatu yang lain, maka sesuatu yang lain itu pun hukumnya adalah wajib.
Apakah termasuk khalwat?
Laki-laki diharamkan berkhalwat dengan perempuan. Hal ini didasarkan pada hadis Nabi :
لاَ يَخْلُوَنَّ رَجُلٌ بِإِمْرَأَةٍ إِلاَّ وَمَعَهَا مَحْرَمٌ
Tidak diperbolehkan seorang pria dan wanita berkhalwat, kecuali jika wanita itu disertai mahram-nya.
Rasulullah saw. telah bersabda:
Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari Akhir, hendaklah tidak melakukan khalwat dengan seorang wanita yang tidak disertai dengan mahram-nya, karena sesungguhnya yang ketiganya adalah setan.

Khalwat maknanya adalah berkumpulnya seorang pria dan seorang wanita di suatu tempat yang tidak memberikan kemungkinan orang lain untuk bergabung dengan keduanya, kecuali dengan izin keduanya. Dengan demikian, khalwat adalah berkumpulnya dua orang dengan menyendiri sehingga tidak ada orang lain bersama keduanya (Taqiyuddin an Nabhani dalam Nidzamul Ijtimai fil Islam)

Ada kesamaan sifat antara khalwat dengan sms-chatting, yaitu : hanya berdua, serta tidak ada orang lain yang menyertai. Akan tetapi, ada perbedaan yang prinsip, yaitu sms-chatting tidak berada dalam satu tempat. Oleh karena itu komunikasi via sms, program chatting, email, dan telepon tidak bisa dimasukkan dalam kategori khalwat. Otomatis, kita tidak bisa mengharamkan sms-chatting dengan dalil haramnya berkhalwat.

Lantas, apakah sms, chatting, email, dan telepon antara laki-laki dan perempuan diperbolehkan? Hal itu tergantung isi dari komunikasi itu. Jika isinya adalah dalam perkara yang diperbolehkan syara’, maka boleh. Akan tetapi, jika isinya adalah perkara yang haram, misalnya janjian kencan, apel malam minggu, dan yang sejenisnya (yang aktivitas tersebut tergolong haram) maka haram.

Hal ini sejalan dengan kaidah :
al-Washîlah ilâ al-harâm muharramah
Sarana yang dapat mengantarkan pada sesuatu yang haram adalah haram.

Jika sms itu pasti mengarah kepada sesuatu yang haram, maka sms itu pun haram. Kata pasti kami beri garis bawah untuk menegaskan bahwa hal itu memang diduga kuat atau pasti akan menuju kepada keharaman. Keharaman itu pun bersumber dari nash, bukan akal.

Pengungkapan perasaan cinta dan sayang antara laki-laki dan perempuan yang tujuannya untuk bersenang-senang haruslah dalam kerangka pernikahan. Khitbah apalagi baru proses akan khitbah belumlah sampai pada pernikahan. Oleh karena itu, pernyataan cinta dan sayang belum saatnya dilakukan, walaupun hanya via sms. Akan tetapi, jika dalam urusan persiapan khitbah ataupun persiapan nikah anda mengirim sms kepada perempuan yang akan dikhitbah, itu boleh. Tetapi sebatas urusan itu saja, jangan sampai melebar kemana-mana seperti mengumbar sms cinta dan sayang. (Farid Ma’ruf; www.syariahpublications.com).

Bahan Bacaan :
Nizhamul Ijtimai fil Islam karya Taqiyuddin an Nabhani

Jumat, 14 Oktober 2011

2

Hadits pentingnya silaturahmi dan ukhuwah


DALAM suatu riwayat Rasulullah saw. pernah bertanya kepada para sahabatnya,

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - : أَلاَ أَدُلُّكُمْ عَلَى أَكْرَمِ أَخْلاَقِ الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ؟ تَعْفُو عَمَّنْ ظَلَمَكَ وَتُعْطِى مَنْ حَرَمَكَ وَتَصِلُ مَنْ قَطَعَكَ

image Nabi saw bersabda : Maukah kalian aku tunjukkan akhlak yang paling mulia di dunia dan diakhirat? Memberi maaf orang yang mendzalimimu, memberi orang yang menghalangimu dan menyambung silaturrahim orang yang memutuskanmu” (HR. Baihaqi)

أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِي رِزْقِهِ وَيُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ

Barangsiapa yang ingin dipanjangkan usianya dan dibanyakkan rezekinya, hendaklah ia menyambungkan tali persaudaraan” (H.R. Bukhari-Muslim).

“Maukah kalian aku tunjukkan amal yang lebih besar pahalanya daripada salat dan saum?” Sahabat menjawab, “Tentu saja!” Rasulullah pun kemudian menjelaskan, “Engkau damaikan yang bertengkar, menyambungkan persaudaraan yang terputus, mempertemukan kembali saudara-saudara yang terpisah, menjembatani berbagai kelompok dalam Islam, dan mengukuhkan ukhuwah di antara mereka, (semua itu) adalah amal saleh yang besar pahalanya. Barangsiapa yang ingin dipanjangkan usianya dan dibanyakkan rezekinya, hendaklah ia menyambungkan tali persaudaraan” (H.R. Bukhari-Muslim)


ShoutMix chat widget
Buku Tamu